Selasa, 07 Januari 2014

Sajak Untuk Dia


Oleh : Doddi eka permana
3 Januari 2014
Terinspirasi oleh Alm. W.S Rendra


Aku berjalan..
Berjalan di aspal yang panas, melumat tubuhku yang kesakitan.
Saat kejujuran dan dusta sulit di bedakan
Aku belajar, melihat keadaan.

Aku tetap berjalan..
Hamparan tanah berbatu menunggu bengis, sejak habisnya hitam aspal yang panjang.
sedikit lega, akan berakhirnya, namun datang batu2 tajam yang bersinar.
Matahari seperti biasa
Ia lah saksi semuanya, saat kokohnya kepercayaan tidak lagi di hargai
Aku memberi peluang
Saat itulah setiap orang menjadi tau. Siapa dia, siapa dirinya.

Aku masih berjalan..
Rumput2 kecil menanti, memaparkan ciptaan tuhan yang tiada tara.
Kita lah hambanya
Matahari telah menuju senja, cakrawala ini ingin tertidur.
Ia tetap menjadi saksi mata, saat semua selaras kembali.
Namun tak seelok semula.
Aku terdiam.. serta tersenyum.
Karena maksud dan tujuan tercium baunya.

Aku berhenti berjalan..
Disaat gelap, lalu kunang2 memberi cahaya di hamparan buanga edelweiss.
Saat daun2 berbisik di sejuknya angin, pelita pun muncul dengan anggun nya.
Aku tersenyum.. lalu duduk.
Bersyukur atas nikmat tuhan.
Terindah dari apapun untuk diri.
Dikala orang yang berwajah dua dan peracun menghilang sendirinya.
Aku sadari.. waktuku sudah sampai.
Kelak, Ia akan tau mana yang terbaik dari yang terbaik.
Dan aku pualng, sambil melihat kelangit.
Hanya tuhan yang tau maksudnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar